Artikel
- Detail
- Ditulis oleh Listiono Rahmadi, S.T.
- Dilihat: 1653
BUTA WARNA
Oleh Listiono Rahmadi, S.T. (11 September 2023)
I. Pengertian
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu (Buta Warna Parsial) atau bahkan seluruh spektrum warna (Buta Warna Total).
Meskipun banyak orang biasanya menggunakan istilah “buta warna” dalam artian di mana segala sesuatu akan terlihat dalam nuansa hitam dan putih. Orang yang mengalami buta warna, akan melihat warna dengan hasil yang berbeda dengan yang seharusnya terlihat, contohnya pada orang dengan kondisi Deuteranomali akan melihat warna Kuning dan warna Hijau menjadi lebih terlihat merah.
II. Penyebab
a. Faktor Keturunan
Buta warna merupakan salah satu kelainan yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Buta warna yang diturunkan jauh lebih sering terjadi pada pria jika dibandingkan daripada wanita. Buta warna yang paling umum adalah merah-hijau, dengan buta warna biru-kuning lebih jarang dan jauh lebih jarang lagi buta warna yang tidak memiliki penglihatan warna sama sekali.
b. Faktor Usia
Usia juga dapat menjadi penyebab seseorang menderita buta warna. Seiring usia bertambah, kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan menurun sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam membedakan warna. Kondisi ini akan lebih buruk pada seseorang yang menderita penyakit katarak.
c. Faktor Lainnya
Beberapa faktor lainnya selain faktor Keturunan dan faktor Usia adalah faktor penyakit tertentu. Kondisi ini bisa terjadi akibat penyakit mata yang memicu kerusakan bagian mata untuk membantu melihat warna seperti glaucoma atau degenerasi makula. Selain faktor penyakit, orang yang sering terpapar beberapa bahan kimia seperti karbon disulfida dan pupuk, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna.
III. Gejala Buta Warna
Seseorang mungkin dapat memiliki kekurangan dalam melihat warna namun tidak menyadarinya. Beberapa orang baru mengetahui bahwa mereka memiliki kekurangan dalam melihat warna, ketika mengalami kesulitan dalam membedakan warna, seperti tidak dapat membedakan warna lampu lalu lintas.
Buta warna yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk melihat beberapa warna merah dan hijau, dan biru-kuning. Kondisi ini pun bisa ringan, sedang, atau berat.
IV. Jenis Buta Warna
a. Buta Warna Merah-Hijau
Ini adalah kondisi saat fotopigmen di kerucut merah atau kerucut hijau mata, tidak berfungsi dengan baik
Deuteranomaly
Kondisi ini terjadi ketika fotopigmen kerucut hijau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Orang yang mengalami deuteranomaly akan melihat warna Kuning dan Warna Hijau terlihat lebih Merah, dan sulit membedakan warna biru dari ungu.
Protanomaly
Kondisi ini terjadi ketika fotopigmen kerucut merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Orang yang mengalami protanomaly akan melihat warna Oranye, Merah, dan Kuning terlihat lebih Hijau, dan warnanya kurang cerah.
Protanopia
Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak memiliki sel kerucut merah yang berfungsi. Orang yang mengalami protanopia akan melihat warna Merah hanya terlihat Abu-Abu gelap. Beberapa nuansa Orange, Kuning, dan Hijau terlihat Kuning.
Deuteranopia
Kondisi ini terjadi Ketika seseorang tidak memiliki sel kerucut hijau yang berfungsi. Orang yang mengalami deuteranopia akan melihat warna Merah terlihat Kuning Kecoklatan, dan Hijau terlihat Krem.
b. Buta Warna Biru-Kuning
Tritanomaly
Kondisi ini terjadi ketika sel kerucut biru bekerja hanya dengan cara yang terbatas. Orang yang mengalami tritanomaly akan melihat warna Biru terlihat lebih Hijau, dan sulit membedakan merah muda dari kuning dan merah.
Tritanopia
Kondisi ini terjadi Ketika seseorang tidak memiliki sel kerucut biru. Orang yang memgalami tritanopia akan melihat warna Biru terlihat Hijau, dan warna Kuning terlihat Abu-Abu muda atau Ungu.
c. Buta Warna Lengkap
Monokromasi kerucut
Kondisi ini terjadi ketika 2 dari 3 fotopigmen sel kerucut, seperti merah, hijau, atau biru tidak berfungsi. Ketika hanya satu jenis kerucut yang berfungsi, sulit untuk membedakan satu warna dari yang lain.
Monokromasi batang
Memiliki nama lain achromatopsia, sebagai bentuk buta warna yang paling parah. Tak satupun dari sel kerucut memiliki fotopigmen yang berfungsi. Akibatnya, dunia tampak dalam warna Hitam, Putih, dan Abu-Abu.
V. Diagnosis
Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara yang menggunakan lingkaran-lingkaran berwarna yang dibuat dengan tulisan/angka/pola tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
Pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang dan terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri dari plat atau lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik tersebut membentuk tulisan/angka/pola, warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal. Tes ini disusun oleh seorang dokter militer yang bernama dr. Shinobu Ishihara, dan dibantu oleh temannya sesama dokter yang menderita buta warna parsial.
Alat tes Ishihara diakui dan digunakan secara internasional sebagai alat untuk penentuan gangguan penglihatan atau kebutaan warna, di mana alat tes Ishihara mengalami penyempurnaan dan modifikasi dari waktu ke waktu.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sumber :
https://www.halodoc.com/kesehatan/buta-warna
https://id.wikipedia.org/wiki/Buta_warna